Kesesuaian Stereotipe Anak Bungsu di Home Sweet Loan

Gloriyana Firdaus, 15 Oktober 2024

Kesesuaian Stereotipe Anak Bungsu di Home Sweet LoanFilm & TV
Banner Ads

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Banyak stereotip kepribadian orang yang dikaitkan dengan urutan lahir. anak pertama dianggap mendiri, anak kedua keras kepala, dan anak bungsu manja. Tak hanya sekedar cocok-cocokan iseng, para ahli psikologi pun telah membuat banyak penelitian terkait hal ini. Kevin Leman dan Frank Sulloway adalah dua ahli psikolohi yang menngembangkan teori terkait hal tersbeut.

Namun, terkait tersebut sebenarnya tak selalu relate dengan kehidupan banyak orang. Hal ini karena situasi dan keadaan dalam keluarga setiap yang berbeda-beda. Faktor internal dan eksternal jelas sangat berpengaruh besar dalam tersebut. Kaluna, tokoh utama di film Home Sweet Loan yang sedang hangat diperbincangkan, menampilkan banyak sisi anak bungsu. Menariknya, tak semua stereotip sesuai dengan kaluna, meskipun tetap ada beberapa hal yang mirip. Berikut ini, kami hadirkan kesesuaian stereotipe anak bungsu di Home Sweet Loan!

Anak Bungsu Berpotensi Sukses

Anak Bungsu Home Sweet Loan Kaluna

Berpotensi sukses menjadi salah satu ciri anak bungsu yang ditulis oleh Kevin Leman dan Frank Sulloway. Menurut mereka, anak bungsu berpotensi sukses, bahkan tak menutup kemungkinan lebih sukses dari kakak-kakaknya. Hal ini dikarenakan mereka dapat dengan mudah belajar dari kegagalan kakaknya.

Hal ini sesuai dengan yang dialami oleh Kaluna. Ia mencoba untuk selektif dalam mencari rumah agar tidak tertipu, Kewaspadaan ini, ia dapat dari pengalam kakak perempuannya yang pernah gagal dalam membeli apartemen. Ia juga berusaha untuk punya rumah terlebih dahulu sebelum menikah, agar tidak seperti kakak dan abangnya yang tetap tinggal di rumah orang meskipun sudah menikah.

Anak Bungsu Istimewa

Anak Bungsu Home Sweet Loan Kaluna

Lahir paling terakhir, anak bungsu dianggap paling dimanjakan dan diistimewakan dalam keluarganya. Sayangnya hal ini tidak berlaku di Home Sweet Loan, bahkan berbanding terbalik. Kaluna, harus sering mengalah dengan kakak dan bundanya. Dalam suatu adegan di film, ia harus terpaksa pindah ke kamar pembantu karena kamarnya dijadikan sebagai kamar anak kakaknya.

Saat bapaknya marah pun, di salah satu dialog yang menunjukkan bahwa selama ini, Kaluna sudah terlalu banyak mengalah untuk kakak-kakaknya. Tak hanya itu, uang terakhir milik bapaknya yang seharusnya bisa digunakan untuk pernikahannya, malah habis digunakan oleh abangnya. Ia juga hampir tidak jadi membeli rumah, karena uang tabungannya 330 juta diserahkan untuk membayar hutang abangnya.

Lebih Kreatif dan Banyak Akal

Anak Bungsu Home Sweet Loan Kaluna

Lebih kreatif dan banyak akal, tampaknya menjadi stereotipe yang relate dengan tokoh utama Home Sweet Loan ini. Ia memiliki banyak akal untuk menambah penghasilannya. Ia paham dengan gajianaya yang hanya 6 juta per bulan itu sulit untuk dapat membeli rumah di Jakarta. Namun, karena ia banyak akal, profesi lain pun ia gandrungi untuk menambah pendapatannya.

Saat masih menjadi pekerja swasta ia bekerja sambilan sebagai model, yang penghasilannya lumayan besar dalam sekali bekerja. Di akhir cerita pun, ia paham bahwa untuk memiliki ekonomi yang stabil dan memiliki rumah, ia harus mengubah mata pencariannya. Kaluna yang pandai masak pun akhirnya membuka usaha catering makanan. Dengan perhitungan yang baik untuk mewujudkan impiannya.

Sulit Berencana

Anak Bungsu Home Sweet Loan Kaluna

Menurut penelitian dari ahli psikologi di atas, anak bungsu sulit untuk merencanakan sesuatu, karena segala kebutuhan mereka telah disiapkan oleh saudara dan orang tua. Stereotip sulit bencana ini, nyatanya tak elate di Home Sweet Loan. Tokoh utama, terlihat dengan mudah membuat perencanaan dalam hidupnya. Ia membuat spreadsheet atau perencanaan yang jelas untuk perekonomian pribadinya. Uang yang masuk dan keluar dicatat dengan jelas oleh dirinya.

Malahan, kakak dan abangnyalah, yang tidak bis amembuat perencanaan dengan baik. Terlihat kakak dan abangnya, sulit mengatur keuangan sehingga mereka harus meminjam uang dengan orang lain. Karakter yang dibuat oleh Almira Bastari dalam film ini, tentu tak sembarangan, yang disertai dengan riset. Sehingga hal ini bisa menjadi bukti bahwa, stereotip terkait anak bungsu maupun urutan kelahiran lainya tak akan selalu relate. Silahkan cek GAMEFINITY.ID  untuk artikel sejneis ini

author avatar
Gloriyana Firdaus
Share Artikel:
Banner Ads

Post Terkait: