GAMEFINITY, Jakarta – Apakah Anda penggemar berat anime Naruto dan mengikuti perkembangan politik Indonesia? Jika ya, mungkin Anda tidak asing dengan perbandingan menarik antara Tsunade Senju, Hokage Kelima Konohagakure, dengan Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima Republik Indonesia. Ternyata Tsunade Megawati Mirip dan memiliki kontroversi. Keduanya adalah sosok pemimpin wanita yang kuat dan memiliki jejak kontroversial masing-masing. Mari kita selami lebih dalam!
Persamaan Mencolok: Lebih dari Sekadar Kebetulan?
Perbandingan antara Tsunade dan Megawati bukanlah sekadar isapan jempol, melainkan didasari oleh beberapa fakta menarik yang sulit diabaikan:
- Pemimpin Wanita Pertama: Baik Tsunade maupun Megawati mencetak sejarah sebagai pemimpin wanita pertama di entitas masing-masing. Tsunade adalah Hokage wanita pertama di Konoha, dan Megawati adalah Presiden wanita pertama di Indonesia. Ini adalah simbol kuat emansipasi dan kepemimpinan perempuan.
- Keturunan Sang Pendiri: Keduanya memiliki ikatan darah langsung dengan figur pendiri atau pemimpin utama. Tsunade adalah cucu dari Hashirama Senju, Hokage Pertama yang mendirikan Konoha. Megawati adalah putri dari Soekarno, Proklamator dan Presiden pertama Indonesia. Garis keturunan ini memberi mereka legitimasi dan beban sejarah yang besar.
- Pemimpin ke-5: Kebetulan yang paling mencolok adalah posisi mereka sebagai pemimpin kelima. Tsunade menjadi Hokage Kelima, sementara Megawati menjadi Presiden Republik Indonesia Kelima. Angka ini seringkali menjadi titik fokus utama dalam perbandingan ini.
- Menduduki Jabatan di Usia Matang: Keduanya menjabat pada usia paruh baya, menunjukkan kematangan dan pengalaman hidup yang panjang. Tsunade berusia sekitar 52 tahun saat diangkat, dan Megawati sekitar 54 tahun saat menjadi presiden.
Baca juga:
Sisi Gelap: Kontroversi yang Melekat
Selain persamaan yang positif, baik Tsunade maupun Megawati juga lekat dengan “keburukan” atau kontroversi yang menjadi ciri khas mereka.
Keburukan Tsunade: Kegemaran Berjudi (dan Berhutang!)
Penggemar Naruto pasti akrab dengan sisi gelap Tsunade: kegemarannya berjudi. Dijuluki “Legendaris Pecundang” (atau Legendary Sucker), Tsunade seringkali terlihat menghabiskan seluruh uangnya, bahkan uang hasil misi atau dana desa, di meja judi.
- Dampak Fiktif: Meskipun lucu dan menjadi bagian dari karakternya yang ikonik, kebiasaan ini sering membuatnya terlilit hutang dan kesulitan finansial. Namun, dalam konteks cerita fiktif Naruto, kebiasaan berjudi ini jarang menimbulkan kerugian besar bagi Konoha secara langsung. Ini lebih pada sifat pribadi yang menambah dimensi karakternya. Terkadang, “keberuntungannya” yang tak terduga justru menyelamatkan keadaan.
Baca juga:
Kontroversi Megawati: Kebijakan Penjualan Aset Negara
Di sisi lain, Megawati, sebagai Presiden, menghadapi kritik tajam atas kebijakan privatisasi atau penjualan aset negara yang dilakukan selama masa pemerintahannya (2001-2004). Periode ini adalah masa sulit pasca krisis moneter 1998, di mana Indonesia memiliki utang besar kepada IMF.
- Pemicu Kritik: Puncak kontroversi adalah penjualan saham Indosat kepada perusahaan Singapura, Temasek Holdings. Indosat adalah perusahaan telekomunikasi strategis dan menguntungkan, sehingga penjualannya dianggap merugikan negara. Kritik juga sering menyoroti harga jual yang dianggap terlalu rendah.
- Argumen Pemerintah: Pemerintah saat itu berargumen bahwa privatisasi adalah bagian dari restrukturisasi ekonomi yang direkomendasikan IMF untuk mengatasi krisis, melunasi utang, dan meningkatkan efisiensi BUMN.
- Dampak Nyata: Kebijakan ini memiliki dampak nyata pada perekonomian dan kepemilikan aset negara. Hingga kini, isu ini sering menjadi bahan perdebatan dan “dosa politik” yang diungkit.
Mengapa Perbandingan Ini Penting?
Perbandingan antara Tsunade Megawati Mirip ini menarik karena menunjukkan bagaimana narasi fiksi dapat beresonansi dengan realitas politik. Meskipun satu adalah karakter anime dan yang lain adalah tokoh nyata, persamaan dalam profil kepemimpinan dan adanya sisi kontroversial membuat mereka menjadi subjek perbandingan yang kaya.
Ini juga mengingatkan kita bahwa setiap pemimpin, baik di dunia nyata maupun fiksi, memiliki kekuatan dan kelemahan, serta keputusan yang akan selalu dievaluasi dan diperdebatkan. Jadi, apakah Anda melihat Hokage Presiden Wanita ini sebagai cerminan satu sama lain?
Post Terkait: