Lagu Malu Sama Kucing, Representatif Orang Tua Toksik!

Gloriyana Firdaus, 28 November 2024

Lagu Malu Sama Kucing, Representatif Orang Tua Toksik!Musik
Banner Ads

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi cilik memang sangat cocok menjadi teman anak-anak. Namun, bagaimana jika lagu tersebut malah menampilkan sisi toksik dari orang tua? Hal inilah yang terjadi dengan lagu Malu Sama Kucing dari Romaria yang seperti representatif dari orang tua toksik.

Dari nadanya lagu ini, tidak menampilkan sisi toksik sama sekali, karena dikemas dengan ceria dan ramai. Dari liriknya pun, jika hanya didengarkan secara sekelebat juga demikian, tidak akan menampilkan isu toksik apapun. Namun, saat mendengarkan liriknya secara dalam, atau erat dengan isu orang tua toksik Penasaran, apa sisi toksik orang tua yang ditampilkan di lagu Malu Sama Kucing? Berikut Ulasannya!

Melarang Anak untuk Tidak Menangis

Lagu malu sama Kucing Romaria orang tua ToksikHal yang menunjukkan orangtua toksik di lagu in adalah, melarang anak menangis. Melarang anak untuk tidak menangis, merupakan hal yang toksik, karena menangis merupakan hal yang wajar dilakukan oleh siapapun, terutama anak-anak. Dengan menangis, mereka lebih gampang untuk mengenali diri sendiri dan mengekspresikan diri mereka. Namun, banyak orang tua yang malah melarang anak-anak mereka untuk menangis dengan dalih cengeng.

Sebenarnya, hal ini merupakan stereotip yang dipercaya secara turun-temurun. Orang tua dianggap, dengan menangis, mereka menunjukkan sisi lemah. Sehingga, banyak dari anak-anak yang akhirnya tidak berani menangis, karena takut dianggap lemah.

Ditampilkan di Lirik Lagu Malu Sama Kucing

Lagu malu sama Kucing Romaria orang tua Toksik

Sikap orang tua toksik yang dilakukan secara turun temurun ini, akhirnya diturunkan kembali ke anak-anak mereka, dengan melarang anak mereka untuk menangis. Hal inilah yang terjadi di lagu ini. Si anak kecil atau tokoh utama dalam lagu ini, digambarkan sebagai anak kecil yang mencontoh orang tuanya.

Karena digambarkan sebagai anak kecil, maka sebagian besar aksinya adalah dengan mencontoh orang sekitarnya, khususnya orangtua. Sehingga saat ia melarang temannya untuk tidak menangis, sebenarnya itu adalah aksi yang ia tangkap dari orang tuanya, yang melarang ia untuk tidak menangis. Hal ini, ditampilkan di penggalan liriknya, yaitu:

“Jadi anak manis gak boleh menangis
Malu sama kucing meong meong meong
Ayolah bernyanyi gak boleh bersedih
Malu sama kucing meong meong meong”

Meskipun begitu, sebenarnya lagu ini tak semerta-merta mewakili kebiasaan Romaria, bahkan sama sekali tidak. Hal ini, karena lagu ini, tidak diciptakan oleh Romaria dan orangtuanya, melainkan oleh orang lain, yaitu Dita amara. Namun, isu orangtua toksik dalam lagu ini, tetap sangat jelas

Dampak melarang anak untuk tidak menangis cukup berbahaya bagi psikologis merekaa. Anak-anak, akan merasa bahwa orangtua merendahkan perasaan mereka. Hal ini, kemudian akan membuat mereka kurang percaya diri dan mengalami gangguan dalam bersosialisasi. Jika kamu tertarik dengan artikel sejenis ini, silahkan kunjungi GAMEFINITY.ID

author avatar
Gloriyana Firdaus
Share Artikel:
Banner Ads

Post Terkait: