GAMEFINITY, Jakarta – Konser Full House JKT48 yang baru saja diselenggarakan telah menjadi sorotan utama bagi para penggemar JKT48. Konser ini bukan hanya perayaan untuk menyambut original setlist JKT48, tetapi juga diwarnai dengan berbagai kolaborasi menarik bersama musisi ternama seperti Isyana Saraswati, Bernadya, dan bahkan tribute Teater Musikal untuk Gustiwiww. Namun, di balik kemegahan panggung, tersimpan kisah-kisah emosional yang tak terlupakan, termasuk keputusan Gracia JKT48 Graduate dan momen saat Haruka Menangis.
Perpisahan Kapten Gracia JKT48 Graduate
Salah satu berita paling penting dari konser ini adalah pengumuman kelulusan Gracia JKT48 Graduate. Sebagai Kapten JKT48 dari generasi ke-3, keputusan Gracia untuk lulus tentu membawa kesedihan mendalam bagi penggemar dan sesama anggota. Momen ini menandai berakhirnya satu era penting bagi JKT48, dengan Gracia yang telah menjadi salah satu pilar utama grup selama bertahun-tahun.
Baca juga:
Aksi “No Encore” Fans JKT48
Konser Full House JKT48 juga diwarnai oleh aksi protes dari para penggemar. Gerakan “No Encore” digaungkan sebagai bentuk kekecewaan terhadap manajemen JKT48. Puncak kemarahan penggemar terjadi ketika sebuah foto General Manager JKT48, Fritz Fernandez, yang memegang kue ulang tahun dengan patung kecil berbentuk penis di tengahnya, tersebar luas. Hal ini memicu gelombang kemarahan daring, dengan tagar #FufuritsuOut (Fufuritsu adalah ID media sosial Fritz) menjadi trending.
Baca juga:
Haruka Menangis di Konser Full House JKT48

Di tengah suasana tegang ini, Haruka Nakagawa, alumni JKT48 dari Generasi 1 yang turut menonton konser, mencoba membangkitkan empati dan simpati penggemar dengan meneriakkan “Encore.” Sayangnya, ia sudah diperingatkan oleh fans lain bahwa mereka sedang melakukan aksi “No Encore.” Akibatnya, saat Haruka berteriak, para penggemar secara serentak membuat teriakan tandingan yang menenggelamkan suara Haruka, membuat teriakan “Encore” itu tak terdengar.
Haruka Menangis sejadi-jadinya setelah insiden tersebut. Merasa kecewa dan sedih melihat adik-adiknya tidak mendapatkan apresiasi, ia kembali ke kursinya di barisan kursi ACE dan ditenangkan oleh Kinal dan Nabilah, sesama alumni JKT48. Momen ini menjadi salah satu titik paling mengharukan dalam Konser Full House JKT48, menunjukkan betapa dalamnya ikatan antara senior dan junior di JKT48, serta gejolak emosi yang terjadi di antara para penggemar.
Kesedihan tak hanya dirasakan oleh Haruka. Empat anggota lainnya, yaitu Gracia, Jessi, Feni, dan Christy, juga menutup konser dengan ucapan terima kasih yang diwarnai sesak tangis di balik layar panggung.
Konser Full House JKT48 akan dikenang bukan hanya sebagai perayaan musik, tetapi juga sebagai cerminan emosi campur aduk para penggemar dan anggota, yang berpuncak pada momen Haruka Menangis dan pengumuman Gracia JKT48 Graduate. Ini adalah pengingat bahwa di balik panggung gemerlap, ada banyak cerita dan perasaan yang terjalin erat.
Post Terkait: