GAMEFINITY.ID, Jakarta – Han Kang, sastrawan asal Korea Selatan yang baru saja menerima penghargaan Nobel Sastra tahun 2024. Tak hanya menjadi yang pertama di negaranya, ia juga menjadi perempuan Asia pertama yang mendapat nobel di bidang sastra. Hal ini membuat banyak orang mengaku termotivasi, terutama dari kalangan perempuan. Terlebih setelah ia terlihat berani dalam mengangkat isu yang berat dan beresiko di negaranya.
Terpilih untuk mendapatkan nobel Sastra tahun 2024 ini, menjadikan ia penerima nobel sastra dengan buku yang paling banyak dibaca. Buku-bukunya pun juga menjadi semakin lais, mengiringi berita penerimaan nobel sastra. Penasaran dengan fakta lainnya, berikut ulasannya!
Han Kang Menolak Melakukan Konferensi Pers
Setelah mengetahui dirinya mendapatkan penghargaan tertinggi dalam dunia sastra, ia memberikan pernyataan melalui telepon bahwa merasa tersentuh dan terhormat aas penghargaan terburuk. Namun, ia ternyata menolak untuk melakukan perayaan atau sekedar konferensi pers. Ia merasa hal itu tidak perlu dilakukan di saat warga di belahan dunia lain sedang mengalami tragedi, yaitu perang Rusia-Ukraina dan Genosida Palestina.
Menurut pernyataan ayahnya, Kang awalnya setuju untuk melakukan perayaan. Namun ia berubah pikiran hanya dalam semalam. Konferensi pers tetap dilaksanakan, tetapi hanya ayahnya saja yang hadir untuk menyampaikan terima kasih dan alasan mengapa ia menolak hadir.
Hang Kang Dikritik karena Feminist
The Vegetarian, adalah buku karya Han kang yang paling banyak dibaca. Buku ini menceritakan seorang perempuan yang menjadi stres setelah menjadi seorang vegetarian dan berjuang di antara para pemakan daging. Namun, buku ini sebenarnya tak hanya membahas hubungan manusia dan vegetarian, tetapi isi tersiratnya adalah perjuangan terhadap patriarki yang dihadapi oleh para wanita. Dalam Buku tesebut, terlihat bagaima suamitokh utama yang merasa jijik, lalu ayahnya yang menyukai daging babi hanya agar ia kembali menjadi pemakan daging. Hal tersebut sebenarnya adalah arti tersirat, bagaimana ia, harus melawan dan memberontak dari keinginan dan standar masyarakat. buku ini mendapat pujian, karena menampilkan aksi protes terhadap bentuk patriarki di Korea Selatan.
Mendapatkan banyak pujian dari pembaca dari negara lain, ia ternyata mendapatkan kritik yang cukup keras di negara sendiri. Hal ini lantaran, masih banyaknya laki-laki Korea Selatan yang menganut sistem patriarki. Mereka menganggap bahwa tulisan Han Kang, terlalu melebih-lebihkan dan membuat nama negara menjadi buruk di hadapan masyarakat luar. Meskipun begitu, para perempuan negara ginseng tersebut malah senang, karena ada seorang novelis yang mengangkat isu krusial tentang kamu perempuan di negara patriarki ini. Tk hanya, kaum perempuan, beberapa pria juga ada yang terlihat memberikan dukungan dan antusias terhadap karyanya. Salah satunya adalah Vernon dari grup pria, Seventeen.
Masuk ke Dalam Daftar Hitam Pemerintah Korsel
Tak hanya mendapatkan kritik, Han Kang ternyata juga pernah masuk ke dalam daftar hitam oleh pemerintah konservatif Korea Selatan. Tahun 2014, di bawah kepemimpinan Park Gyun Hye, putri diktator militer telah melarang ia mendapat dukungan yang dianggap membuat kontroversi dan betentangan denga ideologis.
Hal ini, karena novelnya yang berjudul Human Acts telah menampilkan kenyataan dari peristiwa kelas Korea Selatan, Pemberontakan Gwangju Mei 1980. Han Kang tak asal dalam menjadikan peristiwa tersebut sebagai latar dari novelnya.
Ia telah melakukan segala ekspedisi dan reportase untuk mengetahui detail kejadian yang menewaskan ribuan jiwa warga Korsel itu. Hal inilah,yang akhirnya menjadi ketakutan para kaum konservatif. Takut akan terbongkarnya sebuah kebenaran pemberontakan Gwangju yang selama ini ditutup-tutupi.
Jika kamu tertarik dengan artikel sejenis ini, silahkan kunjungi GAMEFINITY.ID
Post Terkait: