GAMEFINITY, Jakarta – Jika menjadi pemain perempuan di skena esports saja sudah tidak mudah, apalagi menjadi menjadi coach (pelatih). Tapi langkah besar itu diambil oleh Tasia Eda yang kini akrab disapa coach Tazy. Cerita perempuan berusia 28 tahun yang bertahan di dunia esports menarik untuk diikuti.
Tazy (sapaan akrab Tasia) mengawali karir di esports sebagai atlet esports di EVOS. Saat itu dirinya merupakan pro player dari Arena of Valor (AOV) yang kemudian bertahan hingga 2020. Sebagai pemain profesional, dirinya berhasil meraih pencapaian juara nasional dan internasional seperti, AOV Princess Cup 2018, FSL Elite 2019 dan Indonesia Games Championship (IGC) 2020.
Baru pada tahun 2020, akhirnya Tazy memilih untuk menjadi manager Belletron –tim ladies Bigetron yang kini tim Vitality. Karirnya terus naik, dari manager menjadi pelatih tim BTR, hingga akhirnya terpilih sebagai pelatih tim nasional MLBB Ladies. Tidak berhenti sampai di sana, Tazy juga membuktikan dirinya mampu menjadi coach di turnamen yang didominasi laki-laki, yaitu MDL (Mobile Legends Development League) pada season 10.
Coach Tazy: Sulit, Tapi Tidak Mau Menyerah

Sejak awal dirinya membangun karir di dunia esports, Tazy tahu bahwa itu tidak akan mudah. Stigma bermain game membuang-buang waktu masih begitu melekat. Ditambah dengan permasalahan gender dalam budaya Indonesia yang terbangun kuat. Tazy sempat memberikan statement terkait hal ini pada Februari 2024, ketika acara BTRCon.
“Aku berharap tim-tim besar lainnya, terutama yang punya slot di MPL bikinlah tim-tim ladies. Karena yang main game tuh bukan cuma cowok, (tapi) cewek juga main game,” tutur Tazy.
Lebih lanjut Tazy mengatakan bahwa perempuan juga banyak ingin berkarir di esports dan dapat bekerja di ranah esports (sebagai pemain profesional).
Tahun 2025, karir Tazy kembali membawanya pada petualangan baru. Dipercaya sebagai Assistant Coach untuk tim MPL, Tazy kembali merasakan pengalaman baru. Terlebih, baru ada Tazy sebagai perempuan yang masuk dalam jajaran coach di tim MPL ID.
“Saya punya prinsip gitu ya, hidup itu cuma sekali jadi saya harus berani,” ujar Tazy saat ditanya kenapa tidak memilih menyerah di ekosistem esports yang penuh dengan laki-laki.
Pekerjaan Pertama dan Cita-citanya
Saat menjadi pemain profesional di skena AOV, dirinya melakukan sambil menempuh pendidikan. Ketika dirinya selesai menempuh akademiknya, Tazy meneruskan karirnya di Esports dengan menjadi manager Belletron Era (BTR Era). Setelahnya, Hingga 2023 terus naik menjadi pelatih hingga tahun 2024. Pada tahun yang sama, dirinya melatih tim BTR Beta yang bermain di MDL dan berhasil meraih juara kedua.
“Saya gak pernah kerja atau mencoba kerja di bidang lain,” ujar Tazy.
Kehadiran Tazy di skena esports perempuan memberikan kontribusi yang sangat besar. Kemenangan beruntun tim BTR Era dan memenangkan turnamen internasional, serta pertandingan atas nama negara. Pendapatnya tentang banyak perempuan ingin tetap berada di Esports dan menjadikannya pekerjaan datang dari pengalamannya berjuang di ranah esports.
Post Terkait: