GAMEFINITY, Jakarta – Musim MPL ID S13 menyisakan banyak pertanyaan tentang performa salah satu tim terbaik Mobile Legends Indonesia, RRQ Hoshi. Tim yang dikenal sebagai “Raja dari Segala Raja” ini justru tampil terseok-seok hingga harus pulang cepat dari ajang bergengsi tersebut. Berbagai alasan dijelaskan termasuk adanya konflik internal RRQ Hoshi.
Meski pada akhirnya berhasil lolos dari babak liga dengan bantuan dari Geek Fam, RRQ Hoshi harus mengakhiri perjalanan mereka di playoffs pada hari pertama. Mereka tersingkir setelah kalah 3-2 dari Geek Fam, tim yang sebelumnya membantu mereka lolos ke babak playoff. Hasil ini tentu memicu kekecewaan besar dari penggemar setia mereka, RRQ Kingdom, dan komunitas Mobile Legends secara umum.
Konflik Internal RRQ Hoshi MPL ID S13
Pada sebuah podcast berjudul “CHIPCHA7” yang dipandu oleh mantan pemain RRQ Hoshi, R7, Banana—explaner RRQ Hoshi—mengungkapkan salah satu faktor di balik buruknya performa tim di MPL ID S13. Dalam acara yang tayang pada 11 Oktober 2024 itu, Banana menyebutkan bahwa masalah utama ada pada konflik internal antara dua sosok penting di jajaran pelatih RRQ, yakni Vren dan Zaya.
Menurut Banana, kedua pelatih tersebut justru bersaing satu sama lain, bukannya bekerja sama untuk membangun tim. Baik Vren, yang kala itu menjadi pelatih kepala, maupun Zaya, yang berperan sebagai analis, saling berusaha untuk menunjukkan siapa yang lebih baik. Mereka bahkan sampai bersaing untuk memperebutkan peran pelatih utama, sehingga tim menjadi terpecah.
“Zaya dan Vren berusaha menunjukkan siapa yang terbaik. Mereka malah beradu bukannya bekerja sama, waktu itu mereka sama-sama mau jadi coach, bukan analis,” jelas Banana.
Dampak Persaingan Pelatih pada Tim
Persaingan ini mencapai puncaknya ketika Vren menantang Zaya untuk membuat timnya sendiri. Dari total 11 pemain RRQ Hoshi, mereka terpecah menjadi dua kelompok yang dipimpin oleh masing-masing pelatih. Pemain harus menjalani kompetisi internal yang tidak sehat, di mana tim yang lebih baik dari kedua kubu tersebut akan bermain di turnamen.
“Vren pernah bilang dia mau bikin timnya sendiri, Zaya juga bikin tim sendiri. Yang paling bagus nanti yang main, makanya tim rusak,” lanjut Banana.
Tentu saja, perpecahan ini memperburuk situasi internal RRQ Hoshi yang sudah dalam kondisi performa yang menurun. Ketidakharmonisan di jajaran pelatih ini secara langsung berdampak pada para pemain, yang akhirnya berimbas pada buruknya hasil di MPL ID S13.
Kembalinya RRQ Hoshi di MPL ID S14
Meski musim MPL ID S13 berakhir dengan kekecewaan akibat sebuah konflik internal RRQ Hoshi, sang raja tampaknya berhasil belajar dari kesalahan mereka. Masalah internal di jajaran pelatih tersebut diselesaikan dengan baik, dan tim menjalani perombakan total di MPL ID S14. Dengan pendekatan yang lebih hati-hati, mereka kembali bangkit dan berhasil meraih kesuksesan di babak regular season MPL ID S14.
Ini menjadi pelajaran penting bagi RRQ Hoshi bahwa kerjasama yang solid antara pemain dan pelatih adalah kunci utama untuk meraih kesuksesan. Semoga di musim-musim mendatang, RRQ Hoshi dapat mempertahankan performa terbaik mereka dan menghindari konflik internal yang dapat menghambat perjalanan mereka sebagai tim raksasa Mobile Legends Indonesia.
Post Terkait: