GAMEFINITY, Jakarta – Dunia esports kembali dihebohkan dengan pernyataan mengejutkan dari Ian Hohl, yang dikenal sebagai @fwydchickn di in-game. Sebagai pemain dari tim The S8UL, klarifikasi Fwydchickn ini membuka tabir di balik persaingan sengit antara Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) dan Honor of Kings (HoK), serta dugaan praktik yang tidak adil dari Moonton.
Ketika Kompetisi Melampaui Arena
Sejak kemunculan kampanye pembukaan HoK pada tahun 2024, persaingan antara dua game MOBA raksasa ini memang sudah terasa. HoK tidak segan-segan membandingkan karakter dalam adegan video campaign mereka secara eksplisit, menunjukkan ambisi untuk menantang dominasi MLBB.
Tidak hanya di ranah iklan, “pembajakan” konten kreator juga menjadi bagian dari cerita persaingan ini. Beberapa individu yang awalnya dikenal sebagai pemain dan kreator konten MLBB diketahui telah direkrut untuk bergabung dengan HoK. Di Indonesia, persaingan ini semakin meruncing dengan adanya pelarangan tim eksklusif untuk memiliki tim di game MOBA sejenis. Meskipun di tahun 2024 sanksi ini mulai mengendur, efeknya di masa lalu cukup signifikan.
Kita pernah melihat dampaknya pada kasus RRQ, di mana mereka menghadapi sanksi tidak mendapatkan item in-game untuk para penggemar karena mengirimkan tim Pokemon Unite ke ajang esports internasional. Namun, CEO RRQ kala itu memilih untuk tetap mengirimkan timnya, memprioritaskan kesempatan pemainnya untuk berkompetisi.
Pernyataan Klarifikasi Fwydchickn

Puncak ketegangan ini terungkap melalui klarifikasi Fwydchickn tentang kasus yang menimpa timnya, The S8UL. Ian Hohl (@fwydchickn) menyampaikan kekecewaannya:
“Saya sangat hancur untuk menyampaikan bahwa sebagai seorang pemain yang telah melakukan perjalanan, menghabiskan sebulan penuh berlatih di luar negeri untuk mempersiapkan EWC, kami terpaksa mundur karena pembatasan yang tidak adil dan pada dasarnya intimidasi dari Moonton. Pertama-tama saya tidak menyalahkan Hoon dan tidak seorang pun seharusnya menyalahkan. Kampanye (HoK) ini sudah direncanakan sejak lama dan ketika mereka merencanakan kampanye tersebut, mereka memastikan dalam aturan MSC bahwa itu akan diizinkan karena aturan MSC hanya berlaku dari Juli hingga Agustus dan periode kampanye HoK adalah 27 Juni hingga 28 Juni.”
Ian Hohl menjelaskan kronologi kejadian: “Beberapa hari kemudian, karena kampanye tersebut sudah direncanakan sejak lama. Sekarang kita akan membahas beberapa hari yang lalu dan kampanye HoK diumumkan secara publik dan Moonton segera mengirimkan pemberitahuan resmi kepada kami bahwa jika Hoon atau Zane berpartisipasi dalam kampanye tersebut, mereka akan dilarang berpartisipasi di EWC yang juga mengakibatkan tim S8UL dilarang untuk berkompetisi. Kami marah tapi yang paling marah adalah Saul S8UL. Kamu mungkin berpikir sekarang bahwa Mobazane seharusnya mundur saja, tapi mereka (Hoon & MobaZane) menandatangani kontrak untuk kampanye tersebut dan meskipun saya tidak bisa mengungkapkan, melanggar kontrak akan berakibat kerugian yang tidak bisa mereka tanggung.”
Kontroversi Aturan dan Kontrak Eksklusivitas
Pertanyaan mendasar yang diangkat dalam klarifikasi Fwydchickn adalah: “Aturan apa yang secara spesifik kami langgar?” Moonton menanggapi dengan interpretasi aturan yang dianggap ambigu: “frasa dari Juli hingga Agustus 2025 adalah penjelas waktu yang menjelaskan klausa telah memenuhi syarat untuk bermain. Ini berarti tanggal tersebut memberi tahu kita tim mana yang diberlakukan aturan tersebut tim yang lolos ke turnamen dan itu berlangsung antara Juli dan Agustus, bukan kapan aturan tersebut berlaku. Jadi, kerangka waktu tersebut membatasi acara tersebut bukan keberlakuan aturan tersebut.”
The S8UL bahkan tidak diizinkan untuk membawa pemain pengganti dari North America (NA) untuk menggantikan. Moonton bahkan sudah menghubungi tim runner-up NA lainnya untuk potensi penggantian. Upaya negosiasi untuk keringanan hukuman, seperti denda atau pembuatan konten di EWC, juga ditolak mentah-mentah. Moonton berdalih, “Karena wilayah MPL lain tidak bisa melakukan ini, kami juga tidak seharusnya bisa.”
Namun, Ian Hohl membantah keras argumen tersebut, menyebutnya “konyol.” Ia menjelaskan bahwa wilayah yang tidak dibayar tidak bisa melakukan hal serupa karena alasan kontraktual, terutama kontrak eksklusivitas. Kontrak semacam ini membayar individu atau perusahaan agar tidak memainkan game lain selain yang terikat kontrak. Banyak kreator papan atas di Asia mendapatkan kontrak ini untuk memastikan mereka hanya fokus pada konten MLBB. Ironisnya, Moonton hanya memberlakukan ini satu tahun untuk NA setelah M3, dan setelah itu, dukungan serupa tidak lagi ada.
“Kami tidak mendapatkan dukungan sama sekali dan lihat pada beberapa NAC terakhir dari kehilangan hak kami hingga kehilangan hadiah kami, bagaimana Anda bisa membandingkan perlakuan wilayah lain dan kemudian memberi tahu kami, bahwa kami harus bertindak sama?” protes Ian Hohl, menyoroti ketidakadilan yang dirasakan timnya.
Klarifikasi Fwydchickn ini membuka diskusi penting tentang etika kompetisi, interpretasi kontrak, dan masa depan esports secara keseluruhan. Bagaimana menurut Anda, apakah ada solusi yang adil untuk mengatasi konflik seperti ini di kancah esports?
Post Terkait: